Potensi Sektor Industri Halal Di Indonesia
Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia.Dengan jumlah pemeluk Islam 87,17 persen dari total populasi atau setara 209,12 juta jiwa hal ini menjadi Motivasi utama yang mendasari pengembangan industri halal dan menggaet potensi pasar domestik. Hal tersebut tentunya berpeluang menjadikan Indonesia sebagai negara dengan konsumen produk halal terbesar di dunia. Namun saat ini, pengembangan industri halal di Indonesia masih didominasi oleh sektor pangan dan kosmetik. Padahal masih ada beberapa potensi sektor industri halal yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
Produk halal adalah produk-produk yang dinyatakan halal sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Industri produk halal merupakan bagian dari ekonomi syariah yang dikembangkan pemerintah sejak sekitar tiga dasawarsa terakhir. Di dalam perkembangannya, ekonomi syariah terlebih dulu menyentuh sektor jasa, yakni jasa keuangan. Perbankan syariah mulai menggeliat sejak 1990-an. Tepatnya pada 1992, industri ini memasuki babak awal perjalanan ditandai berdirinya bank umum syariah pertama di Indonesia, yakni Bank Muamalat. Sampai dengan Januari 2019, jasa keuangan syariah bisa meraup pangsa 6,8 persen. Angka ini mungkin tampak kecil, tetapi sebetulnya terus menunjukkan pertumbuhan yang konsisten.
Indonesia berhasil menempati peringkat satu dunia dalam pengembangan keuangan syariah, dengan skor 81,93. Berdasarkan Global Islamic Finance Report 2019, Indonesia berhasil naik lima peringkat dan menggeser Malaysia yang mengisi posisi tersebut selama tiga tahun terakhir. Laporan ini menyebutkan, naiknya peringkat Indonesia pada Islamic Finance Country Index (IFCI) 2019 berkat dukungan pemerintah maupun pihak swasta.
Industri produk halal global tidak hanya dikerubuti negara dengan mayoritas penduduk muslim seperti Indonesia dan Malaysia. Perusahaan-perusahaan dari China, Thailand, Filipina, Inggris, dan Luksemburg juga ikut berebut memproduksi barang-barang halal.
Menurut Masterplan Ekonomi Syariah, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi sentra ekonomi syariah dunia. Kesiapan Indonesia bisa dilihat dari adanya sertifikasi halal, kepedulian terhadap produk ramah muslim, pelayanan yang memudahkan muslim menjalankan keyakinannya, dan lain-lain. Strategi untuk mencapai visi Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah terkemuka dunia ialah dengan memperkuat rantai nilai halal (halal value chain). Di dalamnya terdapat sejumlah industri yang berkaitan dengan kebutuhan produk dan jasa halal, seperti makanan dan minuman alias kuliner, pariwisata, serta gaya busana sopan (modest fashion).
Selain industri keuangan syariah, berikut peluang potensi sektor industri halal yang bisa dikembangkan.
Kuliner Halal untuk Semua Kalangan
Merujuk data dari State of the Global Islamic Report pada 2018, Indonesia menempati urutan pertama negara dengan pengeluaran untuk makanan halal terbanyak senilai US$ 170 miliar. Angka fantastis ini memperkuat potensi pasar kuliner halal di Tanah Air sebagai gaya hidup yang diterima masyarakat secara luas. Data tersebut menunjukkan besarnya potensi pasar halal di Indonesia. Angka-angka itu membuktikan bahwa masyarakat Indonesia tak hanya menjadi pasar makanan halal, tapi juga sebagai produsen. Namun, peluang sebagai produsen belum dimanfaatkan secara maksimal.
Sementara itu, bagi konsumen nonmuslim, logo halal mewakili simbol kebersihan, kualitas, kemurnian, dan keamanan. Lambang ini menjadi standar dan barometer dunia yang menentukan kualitas produk.
Kiblat Modest Fesyen Dunia
Beralih ke industri fesyen, Badan Pusat Statistik (BPS) melansir bahwa fesyen merupakan salah satu kontributor utama PDB ekonomi kreatif dengan sumbangsih 18,01 persen, setara Rp 166 triliun pada 2016. Pada tahun yang sama subsektor fesyen menyumbang 56 persen terhadap total ekspor ekonomi kreatif. Selama tiga tahun terakhir, ekspor produk fesyen Indonesia terus meningkat. Bahkan pada 2019, produk pakaian menjadi penyumbang devisa negara sebanyak US$ 4,48 miliar. Tapi, produk fesyen Indonesia baru menguasai sekitar 1,9 persen pasar dunia.
Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan bisnis fesyen di segmen modest. Modest fashion merupakan istilah yang merujuk kepada tren fesyen dengan konsep busana lebih tertutup alias tampak lebih sopan. Seseorang memilih busana sopan bisa karena alasan agama maupun budaya. Tapi lambat laun gaya ini menjadi tren gaya hidup.
Penyedia Wisata Halal Terbaik
Sektor unggulan lain di dalam ekosistem ekonomi syariah adalah pariwisata halal. Pada 2019, bidang ini sukses menyabet titel destinasi wisata halal terbaik dunia menurut Global Muslim Travel Index (GMTI). Skor Indonesia dalam wisata halal kian meningkat dalam lima tahun terakhir. Beberapa tahun belakangan, beberapa daerah wisata Indonesia juga dianugerahi penghargaan dari World Halal Tourism Award. Penghargaan tersebut diberikan kepada Lembah Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, yang memperoleh penghargaan destinasi bulan madu halal terbaik di dunia. Ada pula Kota Padang yang mendapat predikat destinasi halal terbaik di dunia, serta Provinsi Aceh sebagai destinasi budaya halal terbaik di dunia.
Di sektor pariwisata secara umum, Indonesia punya sepuluh destinasi unggulan sejak 2018. Tidak hanya itu, Kemenparekraf bekerja sama dengan GMTI menggodok sepuluh destinasi wisata ramah muslim di Indonesia, yaitu Aceh, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sulawesi Selatan. Sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman budaya dan hayati, Indonesia punya nilai lebih mengembangkan pariwisata. Meningkatnya wisatawan muslim tiap tahun dan pertumbuhan pendapatan kelas menengah muslim dapat menjadi potensi emas bagi Indonesia. Tren kesadaran masyarakat dalam menerapkan gaya hidup halal pun menjadi kesempatan besar untuk wisata ramah muslim berkembang pesat di Indonesia.
*artikel ini diolah dan disadur dari : katadata.co.id
Sorry, there were no replies found.